Dakawah Menegara




                                                  Dakwah Yang Menegara



Hasil gambar untuk gambar dakwah menegara
Add caption
              Dalam dakwah juga merasakan demokrasi yah kita lihat pada Dai bebas berinteraksi dengan objek dakwah sama halnya dengan orang melakukan kemungkaran bebas pula melakukan kemungkaran jadi dalam berdemokrasi yang berlaku disini bukan benar salahnya sesorang, sesuatu yang salah tapi legal dianggap benar tapi yang benar tapi tidak legal adalah salah itulah aturan demokrasi. Yang kita tahu demokrasi mengedepankan sifat berdaulat keterbuakan baik beragama, hak memilih, hak untuk berpendapat yang biasa kita kenal dengan HAM hak asasi manusia, apabila demokrsi ingin menguasai sebuah negara sebaiknya kita lihat objeknya terlebih dahulu atau masyarakatnya misal masyrakat memliki kebiasaan beribadah jangan usik tempat untuk beribah itu misalkan mengusiknya masyarat itu dan masyarakat itu tergangu maka akan geram sehingga menimbulkan konflik jadi demokrasi harus mengikuti masyarakat bukan memaksa mereka untuk mengikuti demokrasi.
         Dalam berdemokrsi tentu memiliki strategi yaitu dengan memenangkan wacana publik dilihat dari kuantitas bukan kualitas jadi dari barapa banyak yang mendukung demokrasi karena faktor utama memenagkan publik adalah banyaknya orang contoh dalam pemilu kita memilih pemimpin berdasarkan banyaknya orang yang memilih pemimpin itu setalah memenangkan publik tentu mendapatkan banyak pendukung dan tidak susah panyah menyakinkan mereka lagi. Cara selanjutnya adalah mendokrin publik yaitu menyakinkan publik untuk mempercayai itu dalam tahap mendokrin tentu harus mempunyai media untuk menyakinkan pubik tentu membutukan pemikiran-pemikiran yang baik untuk mengetahui pikiran publik yang bervariasi supayaya rencana itu bisa berhasil. Dakwah yang menegara yaitu kememipinan dakwah mengalami perkembangan dan mempunyai peran dalam tugas dalam mengelola graakan kepada negara yang akan melahirkan fenomenal islamisasi dan membentuk kominitas-komunitas muslim yang terjadi dalam tahapan ini adalah sebuah transformasi strategis dari garakan negara dan tahapan ini dakwah menegara.
           Sama halnya dalam berdemokrsi biasa, dakwah berdemokrasi mempunyai kekuatan strategi yaitu kekuatan kuantitatif dalam kelompok berdemokrasi. Hal ini harus dibuktikan secara kuantitatif hal ini disebabkan metode pengukuran kuantitatif menjadi percaya dalam masyarakat yang besar dalam hal berdemokrasi dengan kekuatan kuantitatif adalah pemilihan humum dan tentu dalam mencapai kuantitatif kita harus berani untuk kelihatan sedang melakuan perbuatan baik dimata masyrakat supaya mereka memandang kita baik. Dan seperti kata rasullah kita harus menjadi tahi lalat ditengah masyrakat kebaikan kita terlihat, dan hal itu mempunyai efek kuantitatif dimana popularitas orang soleh menjadi pesona yang menggoda masyrakat mengikuti jalan kebenaran, jumlah yang banyak adalah kekuatan dan kekuatan yang dicintai allah swt. Starategi yang kedua adalah koneksi politik dalam menyakinkan orang mestilah mengetahui karekter seseorang tersebut supaya lebih mudah menyakinkannya meski harus mengetahui kebiasaan dan karekter yang berbeda-beda mungkin dalam tahap kedua ini cukup melelahkan dan tahap ini juga sangat mempengerahui dakwah supaya terdarik. Dakwah tidak lepas dari seorang Dai dimana dai berperan untuk mengajak dalam arti lain dai berarti orang yang sibuk dalam otak dan hati jadi otak dan hati untuk berfikir bagaimna cara untuk mengajak. Dalam iman ada 3 tahapan pertama mempunyai komitmen yaitu mengetahui aqidah, syariah yang kedua yaitu beramal soleh kalau suadah mempunyai komitmen tentu harus beramal soleh karena dengan beramal soleh dapat dipandang baik oleh orang lain dan yang ketiga yaitu berkontibusi jadi disisi membngun kepercayaan orang-orang. Kalau memenuhu syarat-syarat ini mungkin bisa jadi menjadi orang baik, tentu dakwah berperan dalam demokrasi di Indonesia seorang yang dapat berpolitik sekaligus berdakwah.
         Dalam setiap berdakwah memiliki caranya masing-masing dalam menarik seseorang begitupun dalam berdemokrasi melakukan apupun denagan segala cara untuk mendapat perhatian dari masyarakat, sungguh ironis apabila dakwah dipergunakan sebagai alat pendokrak popularitas supaya mendapat dukungan dan dapat dikenal dengan orang banyak semua ini bertolak belakang dengan fungsi dakwah yang sesungguhnya yaitu orang yang sibuk dalam akal dan hatinya untuk memikirkan umatnya. Tidak jauh dengan seoarang dai yang berdakwah misal seorang artis yang seoarang membuat sensasi dimedia untuk menarik sesorang dan untuk mendongrak popularitas jadi jabatannya sebagai artis sseoarang tersebut akan lebik mudah berdemokrasi karena sesorang itu sudah terkenal tinggal mereka berkontribusi supaya lebih terlihat lagi.Jadi seoarang dai yang berdakwah legal kalau tiadak dilegalitas beda dengan artis tidak legal tapi sudah dilegalitas. Apaupun misalkan sudah legal pasti akan leluasa beda halnya yang belum dilegalitas akan kebingungan untuk mendapkan legalitas itu. Jadi seorang dai yang berdakwah itu dilegal sebagai orang baik begitu seorang pencuri dilegal sebagai orang yang jahat sengguh semua itu bisa berubah tergantung orang yang memandang sungguh seoarang dai atau seoarang artis itu tergantung orang menilainya dan sebutan dai atau artis itu yang memberikan orang yang menilai dan yang memperhatikan.

Post a Comment

0 Comments