STRUKTUR PARAGRAF
1. Pengertian Paragraf
Paragraf mempunyai beberapa pengertian: (1
) paragraf ialah karangan mini. Artinya,
semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf; (2) paragraf adalah
satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara
runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu;
(3) paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah
kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai
pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya; dan (4) paragraf yang
terdiri atas satu alimat berarti yang tidak menunjukkan ketuntasan atau
kesempurnaan.
Sekalipun tidak sempurna, paragraph yang
terdiri dari satu kalimat dapat digunakan.Paragraf satu kalimat dapat dipakai
sebagai peralihan antar paragraf, sekaligus memperbesar efek dinamika bahasa.Akan
tetapi, sebagai kesatuan gagasan menjadi suatu bentuk ide yang yang utuh dan
lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling
berkaitan dan mengembangkan satu gagasan.
2. Ciri-Ciri Paragraf
1. Kalimat pertama bertakuk keddalam lima
ketukan spasi untuk jenis karangan ilmiah formal. Karangan berbentuk lurus yag
tidak bertakuk ditandai dengan jarak spasi yang merenggang, satu spasi lebih
banyak dari pada jarak antar baris lainnya.
2. Paragraf menggunakan gagasan utamayang
dinyatakan dalam kalimat topic.
3. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat
topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan,
menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
4. Paragraf menggunakan pikiran penjelas yang
dinyatakan dalam kalimat penjelas.
Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa
kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik
dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya. Dengan paragraf itu, pengarang
dapt mengekspresikan keseluruhn gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu,
dan sempurna sehingga bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan
keinginan penulisnya.Paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga
menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik sehingga pembaca menjadi penuh
semangat.
3. Fungsi Paragraf
1) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan
memberi bentuk suatu pikira dan perasaan kedalam serangkaian kalimat yang
tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2) Menandai peralihan (pergantian) gagasan
baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti
ganti pikiran.
3) Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi
penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4) Memudahkan pengembangan topik karangan
kedalam satuan-satuan unit pikira yang lebih kecil.
5) Memudahkan pengendalian variabel terutama
karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
Karangan yang terdiri dari beberapa
paragraf, masing-masing berisis pikiran-pikiran utama dn diikuti oleh sub-sub
pikiran penjelas, sebuah paragraf belum cukup untuk mewujudkan keseluruhan
karangan. Meskipun begitu, sebuah paragraf merupakan satu sajian iformasi yang
utuh.
Untuk mewujudkan suatu kesatuan pikiran,
sebuah paragraf yang terdiri dari satu pikiran utama dan beberapa pikiran
pengembang (penjelas) dapat kirta polakan sebagai berikut: pikiran utama,
beberapa pikiran pengembang, pikiran penjelas, atau pikiran pendukung.
Sebuah pikiran utama akan dikembangkan dengan
beberapa pikiran pendukung dan tiap pikiran pendukung aan dikembangkan dengan
beberapa pikiran penjelas. Salah satu dari cara merangkai kalimat-kalimat yang
membangun paragraf itu ialah menempatkan kalimat utama pada awal paragraf
(sebagai kalimat pertama) yang kemudian disusul dengan kalimat-kalimat
pengembang kalimat pertama. Setelah kita berikan pengembangan yang memadai
selanjutnya ditutup dengan kesimpulan.
4. Macam-Macam Paragraf
a. Paragraf Pembuka
Tiap jenis
karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantarkan karangan itu. Oleh sebab itu, sifat-sifat
dari paragraf semacam ini harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta
sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang akan segera diuraikan.
Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang
panjang hanya akan menimbulkan kebosanan.
Ada beberapa
cara yang dapat dianjurkan misalnya: mulailah dengn sebuah kutipan, pribahasa,
atau enekdot; atau mulailah dengan membatasi arti dari pokok atau subjek
tersebut; menunjukkan mengapa subjek itu sangat penting; membuat tantangan atas
suatu pernyataan atau pendapat; menciptakan suatu kontras yang menarik;
mengungkapkan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun yang pahit;
menyatakan maksud dan tujuan dari karangan itu; atau dapt juga membuka karangan
itu dengan mengajukan pernyataan-pernyataan.
Perhatikan
bagian dari pendahuluan kutipan berikut:
“Pelajaran bahasa mempunyai nilai yang
lebih penting bila dibandingka dengan mata pelajran-mata pelajaran lain, oleh
karena ia akan menjadi kunci yang akan membukakan pintu yang akan dilalui oleh
mata pelajaran-mata pelajaran lainnya.
Hasil pekerjaan remedi yang dilakukan oleh para ahli dalam membantu
murid-murid yang terbelakang telah membuktikan kebenaran pernyataan
sebelumnya.Antaralain dapat disebutkan disini hasil pekerjaan yang dilakukan
oleh Dr. Fernald.”
Pada
umumnya, murid-murid yang kurang meguasai pemakaian bahasa memperlihatkan
gejala-gejala perkembangan mental yang lambat bila dibandingkan dengan
perkembangan mental anak-anak yang baik penggunaan bahasanya.Paragraf pertama
dalam kutipan diatas, yang merupakan paragraf pembuka, menunjukan betapa
pentingnya penguasaan bahasa bagi bagi setiap orang.
b. Paragraf Penghubung
Paragraf
penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan
penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat dalam
paragraf-paragraf ini. Oleh sebab itu, dalam membentuk paragraf penghubung
harus diperhatikan agar hubungan antar paragraf dengan paragraf itu teratur,
serta disusun secara logis.
Sifat
paragraf penghubung tergantung pula pada jenis karangannya.Dalam karangan yang
bersifat deskriptif, naratif, argumentasi, dan eksposisi paragraf itu harus
disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.Apabila uraian itu mengandung
pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau
landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf yang menekankan pendapat
pengarang.
c. Paragraf Penutup
Paragraf
penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan.
Dengn kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang
telah diuraikan dalam paragraf penghubung. Dalam membicarakan pokok-pokok
ilmiah atau politis, maka ramalan masa depan merupakan suatu konklusi yang
sangat baik. Dalam karangan yang
diskursif atau kontroversial, yang dikembangkan pikiran atau argumen yang
segar, maka kesimpulan yang paling baik yaitu ringkasan persoalan dijalin
denngan pandangan pribadi penulis.
Namun apapun
yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan, haruslah tetap diperhatikan
agar paragraf penutup tidak boleh terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti
bahwa paragraf tersebut tiba-tiba dapat diputuskan begitu saja.Hal yang paling
esensial yaitu paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat dan
betul-betul mengakhiri uraian itu, serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada
para pembacanya.
Apabila kita
perhatikan kembali kutipan diatas, maka tampak bahwa paragraf pertama adalah
paragraf pembuka, paragraf keddua dan ketiga merupakan paragraf penghubung,
sedangkan paragraf ke empat merupakan paragraf penutup.
5. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf
Paragraf yang baik harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a) Kesatuan
Kesatuan
dalam paragraf yaitu semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama
menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.Yang dimaksud dengan kesatuan ialah
paragraf tersebut harus memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah
tema tertentu.Sebuah paragraf yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa
perincian, tetapi semua unsur tadi harus bersama-sama digerakkan untuk
menunjang sebuah maksud tunggal atau tema tunggal.
Karena
fungsi tiap paragraf yaitu untuk mengembangkan sebuah gagasan tunggal, maka
tidak boleeh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak mempunyai pertalian
dengan maksud tunggal tadi. Penyimpangan dari maksud tunggal tadi hanya akan
mempersulit pembaca dan mempersulit pula pertemuan antara penulis dan pembaca.
Untuk
memberi gambaran yang jelas tentang kesatuan yang terkandung dalam sebuah
paragraf, maka perhatikan kutipan berikut:
Sifat kodrati bahsa yang lain perlu dicatat disini ialah
bahwasannya tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna
yang khusus pula, masing-masinng lepas terpsah dan tidak tergantung dari yang
lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sisitem makna tiap bahasa dibatasi oleh
kerangka alam pikiran bangsa yang memakai bahsa itu, kerangka dalam pikiran
yang saya sebut diatas. Oleh sebab itu, janganlah kecewa apabila bahasa indonesiatidak membedakan
jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam sistem kata kerjanya, gugus
fonem juga tertentu polanya, dan sebaliknya. Bahsa Inggris tidak mengenal
unggah ungguh. Bahasa Zulu tidak mempunyai kata yang berarti “lembu putih”.,
tetapi ada kata yang berarti “lembu putih”, “lembu merah”. Secara teknis, para
linguis mengatakan bahwa tiap bahsa mempunyai sisitem fanologi, sistem
gramatikal serta pola semantis yang khusus.(SKI)
Sebaliknya,
coba perhatikan paragraf dibawah ini dankatakana
apakah paragraf ini megandung suatu ide utama atau tidak:
“Tapi sedihhya (sic!), apabila masyarakat dan dan
suatu negara yang belum mempunyai bahasa kesahannya,maka sudah pasti hal yang
demikian, pasti tidak terdapat pada masyarakat tersebut. Maka yang lebih sedih
lagi, nasib rakyat yang jauh dari kota,
di mana kebutuhan mereka tidak dapat diperhatikan dengan saksama. Mereka
seperti terisolasi, mereka tidak leluasa memperkenalkan keadaan dan tempat,
serta aspek-aspek kehidupan mereka.Dalam hal ini, yang menjadi pionir terhadap
daerah itu, sudah pasti kaum cerdik pandai karena mereka ingin mengetahui serta
mempelajari dan disamping membantu mereka.”(diangkat dari paper mahasiswa)
Setelah
membaca dan mencoba menangkap apa yang tersirat dibelakang paragraf tersebu,
dapat ditarik kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya terdapat tiga tema utama,
yang tidak berhubungan satu sama lain:
a. Keadaan yang biasa diperoleh negara-negara
yang mempunyai bahasa kesatuan tidak akan terdapat pada negara-negara yang
tidak mempunyai bahasa kesatuan.
b. Nasib rakyat yang jauh dari kota sangat
menyedihkan.
c. Perlu pionir-pionir untuk mempelajari
keadaan rakyat yang jauh dari kota.
Tema kedua
dan ketiga walaupun agak renggang dapat dikatakan masih mempunyai hubungan
timbal balik, sedangkan tema pertama tidak ada atau sekurang-kurangnya tidak
memperlihatkan hubungan dengan kedua tema lainnya.Sesuai dengan tema yang
terkandung didalamnya, maka paragraf itu harus dipecah sekurang-kurangnya
menjadi tiga paragraf, serta masing-masingnya perlu dikembangkan lebih lanjut
menjadi sebuah paragraf yang benar-benar terperinci.
kalimat
utama atau kalimat pokok merupakan sarana dari gagasan yang dikembangkan dalam
paragraf itu. perkembangan paragraf itu bisa mendahului penampilan sebuah
gagasan utama, tergantung dari metode pengembangan paragraf itu. misalnya bila
seorang penulis ingin memberi evidensi tertentu menuju pada kesimpulan, maka
konklusi pada akhir paragraf itulah yang merupakan kalimat utamanya. atau ia
dapat menghidangkan konklusinya pada awal paragraf, ke konklusi tadi. jadi,
dalam tulisan yang baik terdapat empat macam cara untuk menempatkan sebuah
kalimat topik atau kalimat utama, yaitu di awal, di tengah, di akhir dan di
awal dan di akhir paragraf.
Koherensi
Yang
dimaksud dengann koherensi ialah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dan
kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu, atau koherensi atau kepaduan
yang baik. Kepaduan yang baik terjadi apabila hubungan timbal balik antara
kalimat-kalimat yang membina paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa
kesulitan.Pembaca dengan mudah mngikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa
bahwa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah
kalimat dari kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang
membingungkan.Perpautan (koherensi) itu dicapai jika ada jalinan da nada
peralihan yang jelas diantara kalimat dan perenggangan. Namun ada pula kejadian
yang berbeda dari perpautan yang satu mengenai hubungan antar kalimat menurut
nalar yang lain menyangkut pengungkapan hubungan itu secara verbal, misalnya:
“Banyak oranng
wonogiri pergi kejakarta, (karena) kota itu disangka orang tempat yang mudah
menyediakan mata pencaharian. (tetapi), kenyataannya tidak seperti yang
diimpikan orang.”
“Kamus merupakan sumber bacaan yang mengasyikkan;
(didalamnya tidak saja) ada definisi, etimologi kata, (tetapi juga) ada
beberapa (informasi yang menarik) yang menyangkut biografi dan geografi.”
Ada tiga macam metode untuk
keterpautan, yaitu:
a. Kata Dan Frasa Peralihan
1) dan, tetapi, karena, sebab, namun, maka,
tentu, memang, lagi, atau, melainkan, pun, selanjutnya, malah, bahkan,
meskipun, begitu, walaupun demikian, karena itu, tambahkan lagi, bagaimanapun
juga, lagi pula, disatu pihak-dipihak lain, baik-manapun, pun-lah, sementara
itu.
2) pertama, kedua, ketiga: selanjutnya,
kemudian, jadi, sebab itu, akhirnya.
Hubungan antar gagasan yang paling banyak diungkapkan yaitu hubungan
sebab akibat, perbedaan waktu, penimbunan, dan pembandingan.Misalnya,
pembandingan mencakup pertentangan (oposisi), pertawanan (kontradiksi),
paradox, perawatan (kualifikasi), dan penguluran (konsensi) dinyatakan lewat
ungkapan tetapi, namun, meskipun begitu, sebelumnya, dipihak lain, tidak.
b. Pengulangan Kata yang Penting
Bandingkanlah:
“Politik merupakan profesi bagi orang cemas.karena
masalah-masalah sering berubah dengan cepat dan tiba-tiba, orang harus mampu
mengubah-ubah cara berpikirnya sehingga i adapt menyesuaikan dirinya dengan
cepat pada situasi yang baru.”
c. Pengacauan Dengan Kata Ganti
1. ia, mereka,-nya.
2. ini, itu, tadi, begitu, demikian, di atas.
Perpautan membuat karangan terpadu.Perpautan (itu) dicapai jika ada
jalinan dan perrolehan yang jelas diantara kalimat dan perenggangan.Kesatuan
tergantung dari sejumlah gagasan bawahan yang bersama-sama menunjang sebuah
gagasan utama yang biasanya dinyatakan dalam sebuah kalimat topik.Sebalikya,
kepaduan tergantung dari penyusunan detail-detail dan gagasan-gagasan sekian
macam sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah antara bagian-bagian
tersebut. Pendeknya sebuah paragraf yang tidak memiliki kepaduan yang baik akan
menghadapkan pembaca dengan loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan,
menghadapkan pembaca dengan urutan-urutan waktu dan fakta yang tidak teratur,
atau pengembangan gagasan utamanya dengan perincian-perincian yang tidak baik
lagi berorientasi pada pokok utama tadi.
“Generasi 1928 ialah generasi pencetus
sumpah pemuda yang berjuang demi keinginan bernegara.Generasi 1945 berjuang
untuk melaksanakan generasi pelaksana.Generasi zaman kemerdekaan merupakan
generasi pembina dan pengembang nilai-nilai nasional.”
b) Pertautan Antar Paragraf
Dalam
karangan yang baik, paragrafnya bertautan dan kalimat dalam paragrafnya juga
bertalian. Dibawah ini, diikhtisarkan tiga upaya peralihan yang paling lazim
dipakai untuk mecapai pertautan:
a. Pemakaian kata atau frasa perlihan pada
awal paragraf memberikan isyarat kepada pembaca tentang kesinambungan gagasan
dengan paragraf sebelumnya.
b. Pengulangan pemakaian pada permulaan
paragraf dari kata penting yang terdapat dalam paragraf sebelumnya akan membantu
pembaca mengenali kembali hal yang telah diutarakan sehingga terasa
kesinambungan jalan pikiran penulis.
c. Pemakaian promina (kata ganti) pada awal
paragraf untuk merujuk kesebuah nomina atau kelompok nomina dalam paragraf
sebelumnya juga memudahkan pembaca mengikuti jalan pikiran penulis yang
sinambung.
c) Paragraf Peralihan
Dalam
paragraf yang panjang kadang-kadang paragraf yang utuh berfungsi sebagai upaya
peralihan. Paragraf peralihan yang lazimnya pendek-pendek saja, sering
merekapitulasi gagasan bagian karangan yang satu dan berancang-ancang memulai
bagian yang lain. Jadi, perlihan itu sekaligus merupakan pernyataan penyimpulann
dan pengantaran.
“Tentu saja,
kebiasaan aneh seperti itu hanya merupakan mode yang segera ditinggalkan orang;
tetapi tidak berapa lama kemudian kebiasaan yang lebih aneh lagi muncul
dimana-mana dan menjadi mode baru.”
d) Kelengkapan Paragraf
Sebuah paragraf
dikatakan lengkap apabila didalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara
lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama.Ciri-ciri kalimat
penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, dan contoh.Kalimat
penjelas sering memerlukan bantuan kata penghubung, baik kata penghubung antar
kalimat maupun intrakalimat.
e) Pengembangan Paragraf
Paragraf
dapat dikembangkan dengan cara, pertentangan, perbandingan, analogi, contoh,
sebab akibat, definisi, dan klasifikasi.
Perhatikan contoh berikut ini:
HUKUM INDONESIA
“Orde
1998-2006” atau orde politik Indonesia kini jauh berbeda dari “orde 1967-1998”.Ini
menyebabkan kehidupan penegakan hukum dalam kedua periode orde itu juga berbeda
besar.Orde pemerintahan Soeharto memiliki kecenderungan kuat ke arah sentralisme,
otoriter, dan represif.Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif
mengendalikan kekuasaan publik, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.Meski
peraturan yang membolehkan campur tangan presiden kedalam pengadilan disebut
dalam periode itu, tetapi pencabutan itu tidak dapat menahan kekuatan politik reformasi
bertolak belakang dengan watak orde sebelumnya.
a. Cara Pertentangan
Pengembangan
paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan
seperti: berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan,
akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
b. Cara Perbandingan
Pengembangan
paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti: serup
dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan
tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
perhatikan
contoh berikut.
Seruan “kiri” seorang penumpang angkot
untuk turun dari mobil yang ditumpanginya, misalnya di Bandung, mungkin tidak
lazim dibeberapa daerah lain seperti: Manado, Gorontalo, dan Malaysia, yang
membuat para penumpang serempak menengok ke kiri. Seperti halnya di
Bandung, di Jakarta juga menggunakan seruan “Kiri” untuk menghentikan angkot.Akan
tetapi, di Manado kata yang diserukan yaitu “Muka”.Sementara itu,
seruan “Minggir” lazm digunakan didaerah Lampung untu menadakan penumpng yang
akan berhenti. Lain halnya dengan di Padang, meskipun penumpang yang
turun lebih dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya, kata seruan yang
digunakan “siko cieh” yang berarti “disini satu”. (Mulyana, 2000; 259)
c. Cara Analogi
Analogi
adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang
memiliki kesamaan atau kemiripan. Kat-kata yang digunakan yaitu ibaratya,
seperi, dan bagaikan.
Contoh pengembangan cara analogi:
“Dalam persoalan poso, kita memang di
ingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah.Ibaratnya kita diminta untuk
memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi
kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita
harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama
janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para
pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.” (Kompass, 2006:6)
d. Cara Contoh-Contoh
Kata seperti,
misalnya, dan contohnya, yaitu ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam
mengembangkan paragraf. Contoh:
Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover.Tipe ekstrover yaitu
orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada oranglain,
dan kepada masyarakat. Orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat
tertentu contohnya berhati terbuka, lancer dalam pergaulan, ramah tamah,
penggembira, mudah mempengaruhi, dan mudah diengaruhi oleh orang lain. (Purwanto,
1984:147)
e. Cara Sebab Akibat
Pengembangan
paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangka suatu kejadian,
baikdari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu:
padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena. Berikut contohnya:
“seharusnyaindonesia telh menerapkan negara
kessejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program jamsostek baru dimulai pada 1976
sehingga indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, malaysia
telah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda asia pada
1997/1998, indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu,
indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.”
f. Cara Definisi
adalah,
yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangka
paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasnya digunakan jika
sesuatubyang akan di definisikan diawali dengan kata benda, yaitu
digunakan jika sesuatu yang akan di definisikan diawali dengan kata kerja atau
sifat. Jika akan menjelskan sinonim suatu hal, kata ialah yang di gunakan dan
jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yang
dipakai. Contoh pengembangan paragraf dengancara definisi:
Apakah psikologi itu? R.S. woodworth berpendapat, “Psikologi adalah
ilmu jiwa.”, sedangkan menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan
manusia dalam beriteraksi dengan dunia sekitarnya.” Sementara itu, santian
mengemukakan bahwa psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia.
g. Cara Klasifikasi
Cara
klasifikasi yaitu pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan
ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu: dibagi
menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Penyelidikan tentang tempramen dan watak
manusia telah dilakukan sejak dahulu kala.Hippo crates dan galenus mengemukakan
bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut zat-zat cair
yang ada dalam tubuhnya. Empat golongan tersebut yaitu sanguistis (banyak
darah) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah-ubah.Kemudian
kolerisi (banyak empeedu kuning) yaitu manusia yang memiliki sifat garang,
hebat, lekas marah, dan agresif.Selanjutnya, flogmatis (banyak lendirnya) yaitu
manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah dan lamban.Terakhir,
melankolis (banyak empedu hitam) memiliki sjfat muram, tidak gembira, dan
pesimis. (porwanto, 1984:150)
1 Comments
Harrah's Resort Casino & Spa Announces Return to New Orleans
ReplyDeleteCasino Resorts, Harrah's Resort Casino & Spa 사천 출장마사지 announced it 부천 출장안마 will return to ê´‘ì–‘ 출장안마 New Orleans later 계룡 출장마사지 this year ì „ì£¼ 출장샵 as part of its new expansion project,