Cerpen Menarik



Jujur Lebih Baik Yah..!
Selama kurang lebih enam bulan siswa/siswi SMAN 1 Waringinkurung telah belajar berbagai macam pelajaran ,dan hari itu sedang di adakannya ulangan semester 1, sebetulnya setiap sekolah pasti ada yang nama nya ulangan atau pun ujian yang berbentuk tulis  ataupun praktek,tujuannya hanya untuk mengukur kemampuan siswa/siswi itu dalam belajar,dan sebagai ujian untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi (bukan tingkat tangga loh),tingkat di sini yaitu dari TK-SD-SMP-SMA-Perguruan tinggi, sebetulnya itu memang sesuai dengan apa yang terjadi dalam hidup kita,sebagai manusia kita di uji oleh Tuhan,dengan cobaan yang kadang membuat kita mengeluh dengan itu, jika kita sabar dan berusaha untuk terus menjalani nya dengan ikhlas dan jujur ,pastinya kita akan menuai manfaat di balik ujian itu.
Urfi,anak remaja yang masih duduk di bangku kelas XI SMA,tingkatan sekolah yg ke 4 dalam pendidikan di Indonesia,bisa di bilang dia itu paling kalem dan terlihat polos,semua teman mengenalnya adalah anak baik,pintar,sholehah,terus kebiasaannya selalu tersenyum,emang sih senyum itu ibadah tapi kebanyakan senyum juga bahaya…? JJ Sabtu pagi ,hari terakhir ulangan semester 1 hanya ada satu mata pelajaran ,yaitu KIMIA,pelajaran yang sempat dia gemari di kelas X,tapi tidak pada kelas XI.Singkat cerita “ Dia sendiri adalah anak IPS sedangkan kimia adalah pelajaran lintas minat dalam kurikulum 2013 itu,jadi dia menganggap tak pentinglah lah mendapatkan nilai besar di pelajaran tersebut,dia hanya fokus pada pelajaran penjurusannya,dan melupakan pelajaran anak IPA itu,yang membuatnya hanya semakin menyesal lebih memilih ingin masuk  IPS di banding IPA.”LJJ
Bel berbunyi….%%%
Semua peserta ulangan bergegas memasuki ruangannya masing-masing,dan betapa bahagianya semua orang di ruangan itu,ketika pengawasnya nya adalah guru yang bisa di bilang tidak tegas,suka bercanda,dan tak pernah marah,dia tak lain adalah bu Bahasa Indo.Terlihat sekali raut wajah anak-anak ceria sekali,terus hubungannya dengan kimia apa coba? Jangan polos banget dong fi,yah jelas sangat ada,anak ips tau sendiri,jago banget namanya bikin contekan,dari mulai lks taruh dibawah kolong meja,dolpingan,hp taruh kantong,dan lain sebagainya,tapi bukan hanya anak Ips saja,IPA pun bisa seperti itu jika memang lagi ada kesempatan dalam kesempitan. Namun cara itu licik,tapi kenapa yah semua orang mengganggap biasa saja,tapi tidak bagi Urfi,dia berusaha mengerjakan soal menurut kemampuannya.Walupun Mila,teman di depan bangkunya selalu saja menengok ke belakang,Urfi sedikit kesal dengan nya,tapi apa daya dia tak kuasa,jawaban nya pun di salin ke kertasnya.
Tak lama kemudian “Urfi,jawaban no 1 Esay ini bukan..?” (Tanya Zulfi,anak cowok yang duduk di belakangnya).
“Iya,tapi  kok jawabannya persis punya jawaban  saya”(Ucapnya heran)
“Lah,dia kan nyotek di lo”(jawab mila)
“Kamu juga kan mil”(Balas Urfi,hingga dia terdiam).
Waktu pengerjaan soal masih 30 menit lagi,namun semua anak pada bergegas keluar ruangan,seperti ulangan sebelumnya Urfi selalu saja yang terakhir mengerjakan ulangan kimia,karena dia benar-benar tidak bisa mengingat rumus laju reaksi dan kesetimbangan itu,tapi dia tak berputus asa perlahan-lahan rumus itu muncul,namun pengawas sudah memintanya untuk segera hingga ia pun harus rela tidak mengisi 1 jawaban esay,sisa soal PG pun dia jawab dengan menembaknya,dan berharap itu adalah tembakan yang tepat sekali,dan di hanya bisa mengatakan “Remedial it’s okay,tapi jujur lebih baik yah”.
Kertas soal dan lembar kerja pun dia kumpulkan pada guru pengawas yang sudah lama menunggunya itu. Dia keluar ruangan dengan perasaan kesal kepada anak-anak IPS yang membuat pengerjaan soal selalu di percepat. Cepat-cepat dia mengatasi kekesalan itu dengan pergi ke musholah sekolah ,di sana dia bisa menenangkan diri dari semua soal yang cukup menguras fikiran dan di musholah pun tempat dia bisa bertemu dan belajar agama bersama dengan anak-anak Rohis yang juga hari itu kebetulan ada acara kajian, kegiatan kajian lebih ampuh untuk  menghilangkan soal kimia itu dari otak nya, hingga sore hari dia pulang ke rumah dengan perasaan  terlihat begitu bahagia.

Post a Comment

0 Comments