A. Pendahuluan
Menulis berita adalah pekerjaan menyajikan informasi. Pendapat pribadi
penulis atau wartawan tidak boleh masuk dalam berita. Tetapi pendapat atau
opini dapat kita selipkan ketika menulis feature. Sebab di dalam berita, opini
dan fakta harus dipisahkan.Apa itu feature ? Umumnya features biasanya lebih
panjang dari berita, dan tidak seperti berita yang dibaca secara cepat oleh
pembaca, features dimaksudkan untuk dibaca dari awal sampai akhir. Oleh
karenanya, sangat penting untuk membuat setiap paragraf menarik sehingga
mendorong orang membaca sampai akhir. Bahkan membuat pembaca lebih penasaran
untuk melanjutkan membacanya. Jika pembaca tidak tertarik dari awal, mereka
tidak mungkin terus membacanya. Bila judul dan paragraf pembuka menarik, pembaca
akan melahapnya sampai akhir akhir cerita, walaupun topik yang disajikan bukan
merupakan hal yang luar biasa.
Menulis bukanlah praktek yang mudah dilakukan semua orang, tetapi tidak
berarti sulit dipelajari. Praktek adalah kunci utama seseorang untuk melatih
dirinya mampu mengartikulasikan realitas ke dalam tulisan. Penguasaan teknik
menulis bukanlah jaminan seseorang dapat dikatakan pandai. Semuanya membutuhkan
banyak latihan dan berkesinambungan. Begitu pula kegiatan jurnalistik yang
membutuhkan ketrampilan dan ketepatan dalam penyajiannya. Ketrampilan menulis
ditentukan kemampuan berpikir penulis yang sistematik, logik dan dialektis.
Kebutuhan tersebut penting karena karya jurnalistik musti memaparkan pokok
persoalannya secara runtut dan sistemis sehingga dimengerti khalayak. Jika
syarat tersebut tidak terpenuhi maka tulisan tidak fokus dan akan ditinggalkan
pembacanya karena kekaburan makna pesan yang disampaikan.
B. Membuat
Alenia Pembuka atau Lead
Menulis berita ada satu cara yang
biasa dipakai oleh surat kabar meskipun dalam teknik penulisan masih
menggunakan acuan itu-itu saja yaitu kecepatan, bila kita perhatikan dalam
surat kabar pada umumnya mengikuti sebuah pola yaitu pola piramida terbalik.
|
Lead (5W+1H)
Perkembangan secara detail
Dalam menulis berita dimulai dengan ringkasan atau klimak dalam awal aninea dalam
pembukaanya, kemudian dikembakan lebih lanjut dalam alenia-alenia selanjutnya
seperi pola diatas. Tulisan yang berisi alenia-alenia disebut dengan tubuh
berita sedangkan alenia yang berisi ringkasan berita disebut dengan teras
berita atau lead. Penulisan berita lebih praktis dalam penyampaianya karena
supaya lebih mudah dipahami oleh pembaca begitupun dalam penyampaian kepada
orang lebih mudah ditangkap oleh pendengar. Cara untuk penulisanya yaitu
pertama-tama membuka cerita anda dengan ringkasan tentang kritia yang ingin
disampaikan kemudian baru menambahkan cerita itu dengan rincian yang mungkin menarik
bagi yang mendengarkannya. Adapun meringkas berita dalam alenia pertama
mempunyai beberapa keuntungan diantaranya :
1.
memungkinkan
sebuah surat kabar yang terburu-buru mengambil berita dari kantor berita misalnya kantor berita radar banten-bisa
hanya mengambil alenia pembukanyasaja atau lead tanpa menunggu beritanya secara
legkap.
2.
Lead juga memudahkan pembaca untuk membaca,
memuaskan perasaan ingin tahu pembaca dengan cepat,
3.
memudahkan
redaktor untuk membuat judul berita,
4.
dan
memungkinkan petugas bagian pengatur tataletak menyesuaikan panjangnya berita
kedalam kolom-kolom halaman koran dengan memotongnya.
C.
Menulis Unsur 5W+1H dalam Lead
Meskipun dalam penulisan lead dalam
berita lebih mudah yaitu dengan meringkas kriteria yang ingin disampaikan tapi
dalam menulisnya lebih sulit pokarena harus bertujuan untuk memancing pembaca
agar membaca berita serta lead harus menjanjikan kepada pembaca mengenai
kelanjutan tulisan tulisann pembaca. Lead merupakan teras berita selain sering
disebut juga mahkota berita. Dalam sebuah straight news tugas pertama seorang
reporter adalah menyaring unsur-unsur penting dari hasil catatannya dalam dalam
liputan, unsur-unsur ini dapat dijumpai dalam jawaban-jawaban dari pertanyaan
yang mengandung 5W+1H dalam ilmu jurnalistik itu unsur dalam menulis lead. Lead
yang baik membutuhkan antara lain selektivitas yaitu penentuan tentang unsur
apa saja yang paling penting contoh, peristiwa ledakan bom (apa) yang terjadi
dalam tempat hiburan (bagaimana) di Legian kuta Bali (dimana) oleh teroris
(siapa) yang membenci orang-orang asing terutama amerika dan australia
(mengapa) pada malam hari (bilamana) ketika tempat hiburan itu dikunjungi
banyak turis dan menewaskan sekitar 200 orang pengunjung (siapa).
Unsur-unsur 5W+1H salah satu batu
loncatan untuk seorang reporter dalam membuat lead dengan menayakan beberapa
unsur tersebut, tidak ada formula apapun yang dapat diterapkan yang akan
menjamin terciptanya lead yang bagus. Wartawan yang baik dapat merasakan suatu
lead yang bagus ketika dia menemukannya dia menyusunnya dengan hati-hati dalam
pikiranya sebelum ia menuliskannya, dengan indra keenamya seorang wartawan
dapat merasakan irama, kegagringan, cantelan berita dan dampak dramatik dalam
lead yang bagus dan kuat, ia telah belajar bagaimana mengambil jarak dari suatu
kisah berita agar ia dapat mengkristalisasikan dalam pikiranya tentang
pentingnya berita itu dan arti berita tersebut, dan menyampaikan bagaimana
caranya menyampaikan unsur-unsur tersebut kepada para pembacaya dengan jelas
dan menarik. Untuk mempraktikan itu baca surat kabar terdapat berbagai macam
lead yang berbeda serta pilihlan surat kabar yang menarik coabalah menulis
beberpa lead untuk berita tersebut inilah salah satu cara terbaik untuk
mempelajari teknik-teknik yang esensial dalam jurnalistik.
D.
Membuat Lead
a.
Lead yang Menarik
Membuat lead yang menarik dan bagus caranya yaitu dengan mengikuti
anjuran agar lead selain mengandung unsur 5W+1H ia juga harus memiliki
punch-(menonjok), artinya membuat pembaca serasa ditonjok. Pembaca menjadi
terperangah, kaget, timbul rasa empatinya jadi mengunakan kata yang sederhana
tetapi mengena. Buatlah seluruh lead dan seluruh isi berita berbicara, ketika
seseorang membaca berita seolah-olah mendengarkan orang bercerita karena berita
tersebut menarik dan jelas kata-katanya. Untuk menguji apakah sebuah lead itu
berbicara dengan membacanya keras-keras, kalau kita membacanya dengan
terengah-engah berarti lead itu terlalu panjang. Sebuah lead paling panjang terdiri
atas 30-45 perkataan inipun yang diatur dalam PWI dalam “ Sepuluh Pedoman
Penulisan Teras Berita “, orang akan lebih cepat mengerti dan cepat menangkap
kalimat pernyataan yang pendek dan sederhana, hindari penulisan lead dengan
kalimat keterangan atau anak kalimat, tampilkan segera pokok berita terpenting
jangan menundanya.
a.
Lead yang tidak lengkap
Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) menyebutkan bahwa lead atau teras berita yang
menempati alinea atau paragraf pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita.
Alinea atau paragraf pertama terdiri dari satu kalimat akan tetapi jangan
melebihi tiga kalimat yaitu mencerminkan pokok terpenting berita sudah tentu
artinya bahwa lead itu tugasnya meringkaskan berita, itulah ketentuan yang
berlaku dalam menulis lead untuk sebuah straight news ( berita lugas ) hal ini
disebut summary lead atau lead ringkasan. Lead disusun dengan menjawab sebanyak
mungki ke enam pertanyaan yang terdiri dari unsur 5W+1H.
b.
Memainkan W dalam Lead
Lead dibagi
dalam tiga golongan yaitu 1. Lead 5W+1H 2. Lead Retorika ( Rherorical
Devies) 3. Lead Stalistik (Novelty Devices) dan membedakan antara penulisan
lead untuk straight newsndan feature. Dua kelompok lead pertama digunakan untuk
berita-berita yang tergolong staight news, sedangkan kelompok lead ketiga
adalah untuk membuat berita straight dengan lead yang ditulis dalam bentuk
feature atau semifeature. Tetapi lebih dulu perlu ditekankan disini bahwa
tidaklah berlebihan jika dikatakan menulis lead yang baik itu muncul dari indra
keenam yang akan kita sebut saja sebagai “ naluri berita”.
E.
Menulis Lead Retorika
Untuk menambah kekuatan dan
menimbulkan efek dramatik suatu tulisan , kita dapat melakukannya dengan
menepatkan beberapa unsur satu kalimat, seorang wartawan melakukannya dengan
nalurinya sebagai contoh “ Aku masuk kedalam rumah tadi dan melihat orang gila
sedang duduk dikursi tamu perhatikan yang membedakan dalam suatu kalimat
dibawah ini:
1.
Seorang
gila sedang duduk dikursi tamu ketika aku masuk kedalam rumah tadi
2.
Ketika
tadi aku masuk kedalam rumah, aku melihat seorang gila sedang duduk dikusi tamu
3.
Tadi
aku masuk kedalam rumah dan disana, dikursi tamu, aku melihat seorang gila
sedang duduk
Kalimat diatas sama-sama menceritakan kisah yang sama, setelah
benar-benar diamati terlihat adanya kesepintaslaluan dan kelambanan dalam dua
kalimat pertama dibandingkan dengan kalimat ketiga. Dalam kalimat ketiga diman
garis sambung dan frasa “ Sesorang gila sedang duduk “ ditempatkan tepat
sebelum tanda seru menciptakan unsur ketegangan dan dampak dramatik contoh “
penangkapan AS alias Vijay” kitapun dapat melihat bagaimana berbagai konstruksi
gramatikal dapat digunakan untuk menyusun sebuah kisah berita
a.
Frasa
Partisipial: Kedapatan membawa paket daun ganja untuk diperdagangkan, As alias
Vijay (29) yang mengaku wartawan dibekuk jajaran reskrim polsektif cimahi frasa
“kedapatan” merupakan frasa partisipial
b.
Frasa
Infinitif : Untuk menghindari penangkapan karena membawa paket daun
ganja, AS alias Vijay (29) mengaku dirinya wartawan.
c.
Frasa
Preposisional : Meskipun mengaku-ngaku sebagai wartawan unntuk menghindari
tangan hukum, AS alias Vijay (29), yang membawa paket daun ganja untuk
diperdagangkan, akhirnya dibekuk reskrim polsektif cimahi
d.
Anak
kalimat kata benda atau noun clause : bahwa daun ganja membawa petaka adalah
sesuatu yang dirasakan sendiri oleh AS alias Vijay (29). Ia dibekuk jajaran Reskrim
Polsektif cimahi karena kedapatan membawa paket daun ganja untuk
diperdagangkan. Warga Kp. Pojok selatan Kel.Setia amanah, Kotatif Cimahi yang
mengaku wartawan itu ditangkap dirumahnya, selasa lalu (21/10)
e.
Anak
kalimat bersyarat atau condititional clause : Karena ganja itu barang
terlarang, AS alias Vijay (29) yang kedapatan membawa benda haram itu untuk
diperdagangkan, selasa lalu (21/10) dibekuk jajaran reskrim polsektif cimahi di
rumahnya
F.
Menulis Lead Stilistik
Seorang penulis yang baik berusaha
tidak terlalu mekanistis. Sebuah surat kabar yang penuh dengan lead-lead
ringkasan yang lugas disetiap kolomnya akan terasa menjemukan. Reporter yang
menangani beritanya dengan cara staight, lugas, padahal bisa dibuat hidup Ia
adalah reporter yang lalai jika ia senantiasa berbuat demikian, maka ia tak
akan pernah meningkatkan tahap keterampilannya lebih tinggi dari anak tangga
yang terendah. Reporter yang terampil dapat merangsang selera pembacanya dan
memikat pembaca tersebut untuk masuk kedalam cerita yang ditulisnya dengan
menggunakan salah satu “ kapstok” yang lebih menghidupkan tulisan. Adapun ada
tipe-tipe dalam penulisan berita
a.
Lead
Menonjok : Lead ini mengguncang pembaca dibarisan pertama, dan pembaca tersebut
akan buru-buru membaca barisan berikutnya dan memberikan pernyataan pendek dan
memikat tentang fakta
b.
Lead
Deskriptif : Penggambaran yang hidup membuat adegan kejadian serasa tampil
didepan mata pembaca dan memberikan jiwa pada tulisan ditempat kejadiannya atau
memberikan gambaran penampilan fisik seseorang atau objek
c.
Lead
Kontas : sebuah peristiwa yang terdiri dari kontras antara situasi sekarang dan
situasi sebelumnya atau antara peristiwa yang ada dan peristiwa lain yang
menjadi unsur pengingat.
d.
Lead
Bertanya : pertanyaan dalam pembukaan kalimat sehingga membuat keuntungan dapat
membangkitkan minat tetapi waspadalah untuk tidak menggunakan lead bertanya secara berlebihan.
e.
Lead
Kutipan : Penggunaan ucapan-ucapan orang secara tepat, jika dipilih secara
selektif dan dipertahankan terus dalam tubuh berita dapat membuat awal kalimat
yang hidup untuk sebuah lead
f.
Lead
Kepanasan Kumulatif atau Lead yang ditunda : Lead stilistik yang tidak
mengemukakan pokok berita ( news peg) di alinea pertama biasanya menggunakan
sifat memancing kepenasaran pembaca.
g.
Lead
Berurutan : Segi yang paling menarik dalam berita ditulis dalam gaya berurutan.
Fakta-faktanya disusun secara kronologis untuk menunda klimaks atau kepuasan pembaca
dalam mengetahui keingintahuannya sampai akhir berita.
h.
Lead
Parodi : Judul lagu, kata-kata mutiara. Peibahasa, judul buku laris atau judul
film terkenal, frasa-frasa atau ungkapan-ungkapan yang sedang ngetrend dapat
dipakai selagi masih hangat belum basi, biasanya dalam bentuk parodi untuk
menghidupkan lead berita.
i.
Lead
Epigram : sejenis sajak atau ungkapan pendek yang berisi susuatu pikiran yang
luhur atau yang menyenangkan, yang merupan sindirin tajam. Nada atau moral
berita dapat diberi tekanan dengan lead epigram, tetapi hindari kata-kata atau
ungkapan-ungkapan yang sudah terlalu sering digunakan atau sudah hambar
j.
Lead
Tersendat-sendat : aksi yang cepat atau interval-interval yang memisahkan
kejadian-kejadian yang saling berkaitkan, harus diberi tekanan, lead yang
dipakai adalah lead stakoto ini. Lead ini terdiri dari frasa
k.
Lead
Ledakan : terdiri dari kalimat-kalimat yang
tata bahasanya lengkap.Lead ini digunakan untuk berita-berita feature
tetapi dapat digunakan berita-berita lugas atau straigh news
l.
Lead
Dialog : sulit untuk memulai menulis berita serius tentang suatu peristiwa
penting dengan dialog, tetapi berita-berita pengadilan yang ringan-ringan
memiliki unsur human interest yang kuat kadang juga berita yang penting.
G.
Gaya Penulisan
Beberapa tahun lamanya pada sekitar
tahun 1950-an, para “ pakar komunikasi” di Amerika menyelidiki kemungkinan
untuk menilai mutu penulisan dalam bahasa Inggris dengan menggunakan formula.
Rudolph Felsch mengembangkan apa yang ia sebut “ skala kemudahan-untuk-dibaca,”
(readable) yaitu suatu deskripsi matematis tentang suatu contoh tulisan melalui
jumlah kata-katanya dalam kalimat, jumlah perkataan-perkataan poli-silabiknya
(perkataan yang bersukukata banyak), kerumitan kalimat-kalimatnya, dan
karakteristik-karakteristik lainnya. Selain apa yang diajarkan guru-guru yang
mengajar menulis tersebut, dalam penulisan jurnalistik ada hal-hal yang perlu
dipertimbangkan pula, yaitu sifat tulisan jurnalistik sebagai media komunikasi
massa. Sebuah karya jurnalistik mungkin saja dapat menjangkau beberapa juta
khalayak pembaca, misalnya karya jurnalistik yang disiarkan televisi. Untuk
mencapai hal itu, ada beberapa keharusan yang patut diperhatikan. Beberapa
keharusan tersebut sangat menentukan apakah suatu tulisan berita itu memenuhi
tujuannya dalam menyampaikan fakta secara jelas:
1.
Spesifik : Tulisan harus spesifik, jangan terlalu umum. Misalnya, “sejumlah
pengunjuk rasa” kurang spesifik dibandingkan “2.000 pengunjuk rasa.”
2.
Kalimat
aktif dan pasif :Kalimat aktif
lebih memberikan tekanan pada pelaku dibandingkan dengan kalimat pasif karena
itu lebih hidup. “bola itu ditendang oleh Kurniawan” kurang memberikan tekanan
dan lebih hidup jika ditulis “ Kurniawan menendang bola itu” Tetapi, kalimat
pasif lebih disukai ketikadiharuskan oleh perlunya memberikan tekanan pada
objek kalimat: “Nurdin Halid dipilih oleh floor untuk memimpin PSSI periode
2003-2007.” “Si jadug, preman terkenal di Terminal Cicaheum, tewas dibunuh tadi
malam.”
3.
Kalimat
harus pendek : Gunakan
kalimat-kalimat atau frasa-frasa pendek dalam menggambarkan suatu aksi.
4.
Variasikan
kalimat : Variasikan bentuk kalimat dan
alinea.untuk menghindari penggunaan kalimat-kalimat pendek secara berlebihan
yang membuat tulisan terdengar datar, anda dapat menggunakan partisipel, anak
kalimat, infinitip, dan unsur-unsur tata bahasa lainnya di awal kalimat.
5.
Alinea
harus pendek : Jagalah agar
alinea-alinea tetap pendek. Surat kabar menyukai alinea-alinea yang pendek agar
mudah dibaca, jelas, dan menarik secara tipografis.
6.
Hindari
angka di awal kalimat : Jangan memulai
kalimat dengan angka. Jangan menulis “100 pengemudi angkot berunjuk rasa di
.....”.
7.
Sebutkan
identitas orang : Sebutkan
identitas orang yang dimasukan dalam berita. Ini dilakukan dengan menyebutkan
usianya, alamatnya, pekerjaannya, dsb.
8.
Penggunaan
kutipan : Kutipan dapat digunakan untuk
memberikan efek khusus- membiarkan narasumber berbicara dengan kata-katanya
sendiri ,erupakan alat dalam memberikan gaya menghidupkan pada tulisan
berita.
9.
Hindari
merk dagang : Hindari
menyebut merk dagang dalam berita, kecuali jika itu memang penting bagi berita.
10.
Tanggal
kejadian : Hati-hati menulis waktu kejadian.
Dalam menulis berita untuk koran pagi.
11.
Kata-kata
mubazir : Buang kata-kata yang tidak perlu
atau mubazir
12.
Istilah-istilah yang tidak dijelaskan : Hindari penggunaan istilah-istilah
hukum dan istilah-istilah teknis atau kata-kata asing yang tidak dijelaskan
13.
Pembaca
belum tentu tahu : jangan
beranggapan pembaca tahu segalanya
14.
Tata
bahasa dan ejaan : Pelajari
terus ketentuan-ketentuan tatabahasa dan pedoman penulisan ejaan baru bahasa
indonesia
15.
Ketentuan
akronim : Membuat akronim atau singkatan
kata harus hati-hati
H.
Gaya Penulisan Jurnalistik yang efektif
Unsur-unsur untuk syarat tercapainya penulisan jurnalistik yang
efektif adalah sebagai berikut:
a.
Kecermatan
dalam pemberitaan
Penulis
suatu berita harus memahami seluruh fakta yang berhubungan dengan berita yang
akan mereka tulis, tanpa itu iya tidak dapat menemukan initi permasalahan dalam
beritanya sehingga ia tidak dapat menentukan apa tema beritanya atau ringkasan
berita
b.
Organisasi
dalam berita
Tanpa
organisasi tanpa susunan yang teratur berita tidak akan efektif, rancanglah
berita sebelum ditulis. Rancangan berita adalah yang memberikan bentuk, arah
dan logika pada apa-apa yang mau ditulis.
c.
Diksi
dan tata bahasa yang tepat
Kata
adalah lambang yang telah disepakati untuk menunjukan suatu makna, dalam setiap
bahasa, satu kata mungkin menunjukan beberapa arti, tetapi ia hanya mempunyai
satu arti pada suatu penggunaan tertentu. Karena itu untuk menulis berita yang
efektif pilih diksi kata yang baik.
d.
Prinsip
hemat kata dalam kalimat
Hemat
kata sudah merupakan hukum dalam kehidupan jurnalistik, lebih-lebih dalam
masnyrakat yang sudah sedemikian rumit seperti sekarang sudah kekurangan waktu
untuk membaca berita-berita panjang.
e.
Daya
hidup, warna dan imaginasi
Dalam
upaya ini harus dihindari ketergesa-gesaan, ungkapan-ungkapan yang sering
digunakan, kekurangtepatan memilih kata, dan pemilihan yang bertele-tele,
sebaliknya, harus digunakan semua seni menulis dengan maksud memberikan warna,
gerak dan tenaga pada tulisan.
Kesimpulan
Dalam menulis
berita dimulai dengan ringkasan atau
klimak dalam awal aninea dalam pembukaanya, kemudian dikembakan lebih lanjut
dalam alenia-alenia yang berpola segitiga terbalik. Unsur-unsur 5W+1H salah
satu batu loncatan untuk seorang reporter dalam membuat lead dengan menayakan
beberapa unsur tersebut, tidak ada formula apapun yang dapat diterapkan yang
akan menjamin terciptanya lead yang bagus. Membuat lead yang menarik dan bagus
caranya yaitu dengan mengikuti anjuran agar lead selain mengandung unsur 5W+1H
ia juga harus memiliki punch-(menonjok), artinya membuat pembaca serasa
ditonjok. Menulis Lead Retorika untuk menambah kekuatan dan menimbulkan efek
dramatik suatu tulisan , kita dapat melakukannya dengan menepatkan beberapa
unsur satu kalimat. Menulis Lead Stilistik, seorang penulis yang baik berusaha
tidak terlalu mekanistis. Unsur-unsur untuk syarat tercapainya penulisan
jurnalistik yang efektif seperti kecermatan dalam pemberitaan, Organisasi dalam berita, Diksi dan tata
bahasa yang tepat, prinsip hemat kata dalam kalimat, Daya hidup, warna dan
imaginasi.
Daftar Pustaka
Kusumaningrat, hikmat.
Kusumaningrat, purnama. Junalistik
Teori & Praktik Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2016.
0 Comments