BERHARAP
Oleh : Ahusna
Anak itu
berambut ikal
Warna kulit
kecoklatan
Dengan semangat
yang dia bawa
Dia berjalan
sepanjang jalan
Berharap
seseorang melihatnya
Dan mengalurkan
tangannya
Sesekali dia
berkeliling
Semua melihat
dengan sebelah mata
Atas kehadirannku
Mungkin mereka
terganggu
Mataku sedikit
berair
Dengan wajahku
yang melas
Dalam hatiku
memyimpan perasaan
Lama-lama
perasaan ini terlihat
Perasaanku
hanya ingin bahagia
TIDAK ADA PERBEDAAN
Oleh : Ahusna
Mereka terlahir
berstatus sama
Tidak ada yang
membedakanya
Mereka terlahir
beruntung
Mereka haruslah
bersyukur
Bukan karena
ingin disanjung
Tapi bagaimana
mereka yang kurang
Apa meraka
dipandang sebelah mata
Mereka melihat
dari sisi mana??
Apa dari
pakean, atau jabatan
Dimanakah letak
keadilan itu
Bahkan mataku
melihat mata telanjang
Ada
deskrimanasi disini
Apakah aku akan
diam
Aku melihatnya
tertawa kecil
SEBUAH MIMPI
Oleh: Ahusna
Dia berasal
dari kampung kecil
Dia mempunyai
keinginan yang besar
Kata orang,
wanita tak seharusnya bermimpi
Karena tak
mungkin itu tercapai
Apalagi seorang
anak kampung biasa
Dia bermodal
mimpi saja tidak cukup
Apa mungkin
modal tekad bisa
Dia bisa
mengalahkan jutaan orang
Niat dan tekad
yang dia punya
Dia berani
mengambil keputusan
Tidak takut
resiko menghadang
Arah kemana
kaki ini pergi
Dia tidak
mengetahui
SUARA RAKYAT
Oleh : Ahusna
Aku berjalan
ditrotoar kota
Suara kendaraan
terdengar dikota
Aku mengisap
asap tebal
Kakiku terus
menelusuri setapak terotoar
Aku melihat
jalan kota yang ramai
Dipenuhi oleh lautan
manusia
Sambil
berteriak histeris
Entah kenapa ??
Hatiku semakin
bertanya
Ada apa ini
gerana
Silang bolong
dan panas terik
Menemaniku
lanjut berjalan ditrotoar
Asap tebal
semakin dekat dengan hidungku
Aku mendekati
asal asap itu
Ban gosong yang
aku temukan
Aku melihat
tulisan dispanduk bertulis kebebasan
TINTA HITAM
Oleh : Ahusna
Aku menulis
dikertas kosong
Dengan tinta
hitam aku menulis
Kertas itu
tercoret tinta hitam
Dan aku memberi
warna pada kertas itu
Entah apa yang
aku tulis
Aku terus mengukir
kertas itu
Tangan memegang
pena hitam
Dalam pikiranku
banyak sekali kata-kata
Yang ingin
sekali aku tuangkan
Kepada kertas
kosong ini aku berbicara
Aku menulis
semua yang ada dalam otakku
Entah aku
sedang merasakan senang
Atau aku merasa
sedih
Hal itu tidak
berpengaruh bagiku
MENYESAL
Oleh : Ahusna
Aku bersandar
disamping pohon besar
Hidungku
menghirup udara pagi
Suara burung
berkicang dilangit
Aku melihatnya
sambil senyum
Merasakan aroma
kedamaian
Embun dipagi
buta
Aku merasa
tidak mempunyai teman
Seorang diri
aku bersandar
Aku melepaskan
perasaan ini
Dengan penuh
penyesalan
Dan aku seakan
merasa bodoh
Aku tak bisa
berbuat apapun
Atau aku
menyesal nanti
BERANI
Oleh : Ahusna
Aku berbicara
sesuai pemikiranku
Membaca itu
salah satu solusi
Pemikiranku
bisa maju kedepan
Aku tidak suka
orang bicara
Apalagi
membicarakan yang tidak sesuai
Buku yang aku
baca
Aku berani
bicara tidak
Karena tidak
salah satu pemberontak
Masalah muncul
karena berontak
Walaupun dengan
guru sekalipun
Guru bukanlah
dewa
Dimana mereka
selalu benar
Murid bukanlah
kerbau
Yang setiap
saat bisa dibodohi
MATAHARI
Oleh : Ahusna
Senja menjelang datang
Matahari sedang lenyah-lenyah
Menikmati wajahnya yang lelah
Setelah seharian berbagi cahaya dengan bumi
Sang surya nampak lelah
Tapi tak terasa kalah
Esok pagi akan ada seorang pengganti
Yang membuat alam tersisap dalam kegelapan
Ada terang pengganti
Kendati tak sehangat terang alami
Pancaran sang surya
Diapun rela menutup mata
Dengan meninggalkan semburat emas kuning
Itulah warna keseharian yang datang dan pergi
Dan pergi merenda sepotong kain kehidupan
Udara musim gugur mulai menerpa
Menebar angin malam yang menggigit
Angin badai yang berlalu
Menembus kulit menusuk tulang
Semua itu akan hilang sesaat
Esok akan seperti itu
Akankah menunggu berhenti
Atau menunggu kita berhenti
RUANG KOSONG
Oleh : Ahusna
Datang dan pergi dengan pintu
Pintu menjadi jembatan
Untuk keluar masuk kedalam ruangan
Tapi ruangan itu kosong tak berpenghuni
Hanya terdengar suara gema-gema
Dipantulkan oleh suara aneh
Bgaikan air mengalir
Hening seperti berhantu
Membuat bulu kuduk berdiri
Ruang itu ada yang menempati
Berbicara dan bercakap denganku
Menjawab pertanyaanku
Dan membuat aku dingin seperti dikutub
Perasaan seperti tidak karuan
Capur aduk seperti asinan
Banyak aneka rasa
Rasa apakah yang aku rasakan
Anatara ada dan tiada
MASIH ADA
Oleh : Ahusna
Pagi itu sinar surya menerangi bumi
Esokpun akan seperti itu
Demi bumi tetap terang tidak
kegelapan
Agar makhluk bumi hidup
Dan tidak kehilangan arah karena
kegelapan
Sang surya tetap seperti itu
Sampai dunia ini musnah
Masih adakah harapan dalam kehidupan
Mereka gagal karena kegelapan
Takut berjuang sebelum usaha
Jatuh karena dikhiyanati
Tapi dalam kehidupan ini
Masih ada namanya harapan
Walau sedikit dalam lubuk hati
Harapan menuju mimpi
Mimpi sebuah awal keberhasilan
0 Comments